Jumat, 25 April 2014

Cerpen ( Kisah di Perempatan Jalan )

Kisah di Perempatan Jalan

  Aku benci sekali jika harus melewati perempatan jalan itu, apalagi kalau lampu merah. entah sudah berapa kali aku melewatinya, dan memang itulah jalan satu-satunya menuju rumahku. setiap kali lampu merah, pasti akan banyak peminta-minta atau pedagang asongan yang segera menghampiri.

  Siang itu aku kembali terjebak dalam situasi yang sama setiap melewati perempatan jalan itu. Tiba-tiba pandanganku tertuju pada seorang pengendara motor cewek, kuperhatikan reaksinya, dalam hati aku berpikir , paling dia bersikap acuh tak acuh juga seperti apa yang aku lakukan, namun ternyata dugaanku meleset. Ia memberikan anak itu uang dan permen. Kulihat anak kecil itu gembira, Ia berteriak kepada teman-temannya "Ada permen !! ada permen" katanya gembira sambil memanggil teman-temannya, sementara uang yang ada di dalam kalengnya tidak diperhatikannya.

  Aku terdiam, tak lama lampu hijau pun menyala dan aku segera pulang. Dalam perjalanan aku berpikir apalah arti permen ? uang ribuan yang banyak lebih banyak jika diblikan permen yang sama. Seharusnya Ia lebih gembira mendapatkan uang yang banyak daripada sebuah permen. Bukankah itu yang dilakukan oleh mayoritas orang-orang ?

  Aku pun tersadar, pemberian tidak harus selalu uang, dan belum tentu uang lebih berarti daripada benda yang kita pikir tidak lebih bermakna daripada uang itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar