Sabtu, 04 Maret 2017

Cerpen ( Malam Tahun Baru )

Malam Tahun Baru

  Di malam tahun baru yang lalu, aku dan keluargaku berencana untuk mengadakan acara bakar-bakar di halaman belakang rumahku.
  Pagi harinya, aku ikut ibuku pergi ke pasar untuk membeli barang-barang kebutuhan untuk bakar-bakar nanti malam. Rencananya kami akan bakar-bakar jagung manis saja, alasannya selain prosesnya yang tidak terlalu rumit juga harganya yang hemat.
Sorenya, kakakku datang ke rumah dengan adek keponakanku untuk membantu kami menyiapkan peralatan dan tak lupa jagung manisnya untuk acara malam itu.
  Sesampainya di dapur, kakakku pun langsung duduk di sampingku dan membantuku membuat bumbu untuk malam itu. Namun tiba-tiba adekku menanyakan kepadaku dimana ayamnya karena dikiranya malam itu akan membuat ayam bakar padahal cuma jagung bakar saja. Setelah ku jelaskan dengan nada pelan eh ternyata adekku malah menangis minta ayam bakarnya tetap jadi karena dia tidak terlalu suka jagung bakar. Ibuku pun sudah berusaha menjelaskan tapi adekku tetap merengek terus minta ayam bakar, lama-lama suara tangisannya pun semakin kencang.
  Semuanya pun bingung padahal jagungnya sudah terlanjur dibeli dan jumlahnya pun lumayan banyak. Setelah ku pikir-pikir aku pun mengusulkan bagaimana kalau kita bakar dua-duanya saja yaitu bakar ayam dan jagung manis. Akhirnya usulanku pun di terima. Untungnya ayahku memelihara ayam di belakang rumah. Ayahku pun mengambil 1 ayam jago yang besar sendiri dan menyembelihnya. Setelah itu ibuku memasak ayamnya sampai matang. Aku dan kakakku pun sibuk membuatkan bumbu dan menyiapkan peralatannya.
  Tak terasa suara kumandang adzan maghrib pun terdengar, kami bergegas untuk sholat maghrib berjamaah dirumah saja dan diimami oleh ayahku sendiri. Setelah sholat, aku menemani adekku bermain di teras rumah, sementara ayah, ibu dan kakakku sibuk memasak di dapur. Kulihat banyak orang yang berjalan kaki menuju ke alun-alun ada juga yang malah pergi ke gor. Di depan rumah kulihat banyak anak kecil yang bermain petasan dan kembang api, banyak juga anak remaja yang seusiaku sampai orang dewasapun keluar rumah semua. Pokoknya di depan rumah saja suasananya sangat ramai setiap malam tahun baru tiba, karena jalan rayanya sering macet jadi banyak yang memilih lewat gang sini. Juga kembang api yang bersahut-sahutan mulai dari habis maghrib sampai puncak jam 12 malam nanti.
  Aku dan adekku pun bergegas menuju halaman belakang rumah. Disana kami duduk bersantai sambil melihat banyaknya kembang api dilangit.
Malam itu aku dan adekku yang paling banyak makannya. Kami pun menghabiskan waktu dengan seru-seruan bercanda dan tertawa bersama apalagi ditambah aksi konyolku dan adekku yang aneh itu. Dan malam itu menjadi malam yang paling berkesan karena ternyata ibuku juga mengundang sahabatku yang sekolahnya di Bandung tanpa sepengetahuanku. Ibuku sengaja membuat surprise untukku. Aku pun langsung memeluk erat dia karena saking kangennya. Alangkah bahagianya aku saat itu ketika dia bicara ingin menginap dirumahku semalaman itu.

Saat pukul 12 malam kami semua melihat indahnya pesta kembang api, kulihat semua orang juga banyak yang keluar dari rumahnya masing-masing hanya untuk melihat meriahnya pesta kembang api secara langsung. Suasananya terlihat sangat ramai, meskipun badanku terasa lelah tetapi hatiku sangat gembira pada malam itu. Dan juga menjadi sebuah kenangan yang tak pernah kulupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar